Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 31 Oktober 2010

hukum islam seputar menyambut penguasa imperialis

Perintah Memuliakan Tamu

Salah satu kewajiban yang dibebankan syariat kepada kaum Muslim adalah menyambut dan memuliakan tamu. Imam Bukhari dan Muslim menuturkan sebuah riwayat dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung tali persahabatan; dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik-baik saja atau hendaklah dia diam saja.”[HR. Bukhari dan Muslim]

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya pada saat istimewanya. “ Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah saw, apakah saat istimewa itu? Beliau bersabda, “Hari dan malam pertamanya. Bertamu itu adalah tiga hari. Kalau lebih dari tiga hari, maka itu adalah sedekah.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Selasa, 26 Oktober 2010

kerbau atau manusia? manusia atau kerbau ?

    Al imam Alghazali, di dalam kitab Kimiya'ussa'adah mengatakan " ketika manusia sedang di landa asmara, maka sesungguhnya, ia adalah kerbau berwujud manusia ".       sahabat,... gambaran Al imam Al ghazali di atas nampaknya sangat tepat untuk menggambarkan kondisi sebagian anak adam yang sedang di landa asmara. ia sungguh benar benar kerbau berwujud manusia.
kerbau, sepanjang hidupnya sungguh bukan tidak di beri otak, kedua telinga, dan kedua mata, namun, siapa yang sanggup menasehati kerbau??. tak satupun manusia di seluruh dunia ini yang sanggup menasehatinya, meskipun kerbau punya polo\otak mata dan telinga.

       Manusia, yang sedang di landa asmara, meskipun ia punya otak, otaknya tumpul dan keruh, ia tak mampu lagi berfikir jernih, tak mampu membedakan lagi mana yang haq dan mana yang bathil. meskipun punya mata, namun, matanya kabur. ia tak dapat melihat lagi umurnya telah menua, tak melihat sudah punya istri, anak bahkan menantu dan cucu. meskipun punya telinga, telinganya tuli. ia tak mampu lagi mendengar nasihat kebenaran, baik nasihat yang muncul dari akal sehat dia sendiri, istri anak cucu bahkan ustad sekalipun. mereka semua di jamin tak akan mampu menembus tulinya telinga dia.
alkisah...

Senin, 18 Oktober 2010

Menghadapi Detik-Detik Terakhir Kehidupan

Bersiap-siaplah menghadapi detik-detik kematan, yang pasti tiba. Setiap kita pasti mati. Setiap kita pasti akan mengalami sekarat. Kita pasti akan menemui kematian itu. Semua orang – baik raja maupun hamba sahaya, atasan maupun bawahan, kaya ataupun miskin – telah merasakannya. Semua bangsa telah merasakan pendihnya kematian. Amr Ibn Ash, yang dijuluki ‘Urthubun’ (orang yang amat cerdik) karena begitu cerdiknya, tengah mengalami sekarat. Ia tidak bisa menghindar dari kematian. Kematian melumpuhkan daya orang-orang yang amat cerdik, menguras habis tenaga orang-orang kuat, meluluhlantakkan bangunan si kaya.
Saat sakaratul maut menjelang sang tokoh itu, anaknya, Abdullah, yang ahli zuhud dan ahli ibadah, berbisik kepadanya, “Ayah, gambarkanlah kematian itu kepadaku. Tentu ayah orang yang paling jujur dalam menggambarkannya”, ujar Abdullah.