Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 08 September 2010

_________tujuan hidup*****


Tulisan ini sebenarnya bersifat pribadi, tetapi saya akan coba menuliskan sedikit kisah hidup saya. Semoga kita bisa mengambil hikmahnya bersama-sama.Ok,saya mulai langsung saja.
Saya akan coba mulai dengan beberapa pertanyaan (silahkan dijawab dalam hati) :
1. Anda tahu Islam ?
2. Anda tahu pola hidup Masyarakat Muslim ?
3. Anda benar menganggap Alquran & Alhadist sebagai pedoman hidup ?
4. Anda punya tujuan hidup ?
Nah dari pertanyaan itu, saya yakin kita tahu jawaban yang benar. Nah kalo kita menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang benar, tapi kemudian dikuti kata "Tetapi". Yaitu sebuah alasan yang biasanya digunakan untuk membenarkan sesuatu yang sudah jelas salah. Maka kita perlu koreksi diri.


Kesadaran ini sebenarnya saya dapat belum lama. Mungkin belum ada 1 bulan, makanya disini saya coba berbagi. Siapa tahu ada yang bisa menangkap maksud saya. Jujur saja, saya bingung untuk mencari kata-kata untuk menggambarkan seberapa indahnya kehidupan Islam itu. Maka saya disini akan coba jelaskan urutan apa yang sebenarnya saya alami.

Sedikit bacaan sebelum saya mulai cerita :
#############################################
Secara bahasa Tarbiyah itu maknannya adalah pendidikan atau pembinaan dan liqo` artinya pertemuan. Selain dua istilah itu ada lagi istilah lainnya ang terkait kuat yaitu halaqah. Secara istilah halaqah berarti pengajian imana orang-orang yang ikut dalam pengajian itu duduk melingkar. Dalam ahasa lain bisa juga disebut majelis taklim, atau forum yang bersifat ilmiyah.
Istilah halaqah ini sangat umum di timur tengah dan biasa dilakukan di banyak masjid. Materinya bisa berkaitan dengan kitab tertentu seperti qidah, fikih, hadits, sirah dan seterusnya. Contoh yang paling mudah bisa kita dapati di dua masjid Al-Haram, Mekkah dan Madinah. Setiap hari selalu dipenuhi dengan halaqah yang diisi oleh para masyaikh / ustaz yang merupakan pakar di bidangnya.
Sedangkan isitlah liqo` lebih umum dari halaqah, karena isinya bisa saja bukan merupakan kajian ilmiyah, tetapi bisa diisi dengan rapat, pertemuan, musyawarah dan seterusnya.
Istilah halaqah dan liqo di Indonesia umumnya sering dikaitkan dengan pengajian dalam format kelompok kecil antar 5 s/d 10 orang, dimana ada satu orang yang bertindak sebagai nara sumber yang sering diistilahkan dengan murabbi / pembina. Secara umum, format halaqah dengan jumlah terbatas ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah bahwa anggota dari halaqah itu biasanya adalah orang-orang yang sudah terpilih melalui semacam seleksi. Sehingga lebih mudah untuk penanganannya ketimbang bila jumlahnya terlalu banyak. Sehingga kontroling dari murabbi bisa lebih sempurna.
sumber : http://www.oasetarbiyah.com/?p=35
#############################################
Dulu pas awal masuk kuliah, saya sudah langsung dikenalkan dengan istilah liqo'. Nah dulu liqo' merupakan sebuah kegiatan semi wajib (untuk yang beragama islam), karena ada nilai yang bakal masuk dalam nilai perkuliahan.
Awal ikut liqo', saya luar biasa minder melihat teman-teman seangkatan. Karena, diawal kuliah saya masih belum bisa baca Alquran (bahkan sampai sekarang masih tersendat-sendat). Dan mendengar lantunan tilawah teman-teman lain, sudah membuat mental saya down. Tapi karena itu kegiatan semi wajib, ya saya ikut (dengan menekan perasaan minder).
Kemudian dengan berjalannya waktu, mulailah ikhwah satu persatu mulai rontok. Dan kemudian saya dan beberapa teman yang masih bertahan digabungkan dengan kelompok liqo'an lain. Yang tentunya murabbi saya pun ganti. Kalo murabbi yang pertama "biasa", kalo untuk yang murabbi yang kedua ini, insyaAllah punya pendalaman agama yang dalam dan yang pasti "sabar" nya luar biasa.
Dan saya bersyukur mendapat murabbi seperti beliau, yang karena beliau dengan sabar menuntun saya dan memberi perhatian yang khusus. Dan tadinya saya ikut liqo' karena terpaksa berubah menjadi sebuah kebutuhan (karena saat itu, liqo' satu-satunya media penyejuk rohani yang saya ikuti).
Dan setelah berjalannya waktu, liqo' terus berjalan. Sampailah pada waktu, dimana ada tuntutan hafalan Alquran. Nah saat itulah problem muncul, karena memang dasar saya tentang Alquran yang begitu lemah. Sehingga untuk menghafalpun luar biasa susah. 1 ayat 2 ayat ok, selanjutnya... :(
Yah lagi-lagi karena minder, aku putuskan untuk berhenti (+ saat itu memang pekerjaan sampingan tidak memungkinkan untuk liqo'). Yang akhirnya pekerjaanlah yang kujadikan alasan untuk tidak berangkat liqo'.
Tetapi alhamdulillah, saya punya sahabat liqo' (yang sekali lagi saya merasa sangat beruntung punya sahabat seperti dia), yang setiap ada liqo' yang selalu sms saya. Padahal jawaban saya selalu sama, saya tidak bisa. Sms seperti itu selalu dia kirim dari hari kehari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan. Tak terasa sudah hampir satu tahun saya sudah tidak lagi aktif dalam liqo'. Dan dalam rohani yang kekurangan pupuk, mulai berontak. Rasa tidak nyaman benar-benar merasuki hatiku, rasa bersalah yang luar biasa terhadap illahi, dan sahabat saya tentunya. Pada titik akhir, saya putuskan untuk kembali aktif dalam liqo'. Yang dengan memaksakan diri menekan semua rasa minder dan malu. Yang alhamdulillah saya kembali aktif dalam liqo'.
Dan dengan bantuan murabbi yang kedua ini, alhamdulillah banyak ilmu yang saya peroleh. Islam, kehidupan pribadi, pergaulan (masyarakat, negara). Bagian-bagian itu berjalan sendiri-sendiri, beberapa memang bisa saling melandasi. Sekali-lagi hanya "melandasi" dan saat itu saya menganggap hidup itu seperti itu (saat itu saya belum menyadari kalo semua itu masih terpisah).
Dan akhirnya waktu kembali berjalan, mau tidak mau akhirnya murabbi harus kembali digantikan. Karena murabbi yang kedua harus pindah lokasi. Sehingga tidak bisa membimbing kami lagi. Akhirnya anggota liqo' tinggal berdua + murabbi ketiga.
--sampai sini saya bingung luar biasa untuk mencari kata kata--
Saya akan coba sedikit gambarkan dengan manjawab pertanyaan-pertanyaan diatas;
1. Anda tahu islam
Kalo ini pertanyaan retorik, yang jawabannya sudah pasti yaitu tahu. Ini pertanyaan yang saya buat untuk mengikat kita semua. Karena kalau jawab "tahu" maka penjelasan dibawah tidak berlaku :
Jadi terhadap orang-orang yang sama sekali belum pernah mengenal islam dikarenakan keterasingannya dari dunia luar sehingga tidak pernah mengetahui bahwa di alam ini telah diutus Muhammad saw dengan membawa syari’at yang lurus dengan membawa Al Qur’an yang mengajak kepada kebenaran maka mereka termasuk orang-orang yang dimaafkan, sebagaimana firman Allah swt :
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَعْلَمُونَ

Artinya : “demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS. At Taubah : 6)
Jadi mau atau tidak Islam punya aturan, dan hukumnya adalah wajib kita jalankan... Selamat anda baru terjebak pertanyaan sederhana... ^_^ ok, lanjut ke pertanyaan ke dua :
2. Anda tahu pola hidup Masyarakat Muslim ?
Jika pikiran anda tentang kehidupan terkekang dkk, maaf anda belum tahu sama sekali kehidupan masyarakat muslim, silahkan baca-baca tentang pola hidup Rosulullah saw dan para Sahabat.
Jika anda mampu melihat keindahan yang luar biasa dari kehidupan masyarakat muslim yang lekang dimakan waktu (karena itu masih bisa diterapkan sampai sekarang), segeralah ucapkan alhamdulillah, karena banyak yang belum seberuntung anda.

3. Anda benar menganggap Alquran & Alhadits sebagai pedoman hidup ?

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu hasan).

Jika anda menjawab "Ya". yang saya ucapkan cuma satu kata "Alhamdulillah". Dan saya merasa sangat iri dengan anda. Karena banyak hal yang belum bisa saya jalankan. Contoh sederhana :
a. Menegakkan sholat
b. Qona'ah
c. Ikhlas
d. Tata cara berpakaian muslim ,dan masih banyak lagi...

4. Anda punya tujuan hidup ?
- membahagiakan ortu ?
- punya harta melimpah ?
- punya istri/suami sholehah/sholeh ?
- menjadi orang terkenal ?
- punya mobil mewah ?
bingung ? sama juga bingung ... ^_^
bukankah katanya pedoman kita adalah Al quran adan Al Hadits kenapa tidak coba kita melihat kembali kedalamnya :

"Dan, AKu tidak menciptakan manusia dan jin melainkan untuk menyembah-Ku." [Adz-Dzariat : 56]

"Dan, bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya." [Al-An'am : 153]

Mungkin gambaran diatas terlalu idealis. Ya sama, sebelum saya liqo' dengan murabbi ketiga sayapun memiliki pandangan yang sama. ITU TERLALU IDEALIS. Tapi alhamdulillah, melalui murabbi ketiga. Pandangan saya lebih terbuka, karena bukan hanya dengan kata-kata beliau memberi penjelasan. Tetapi beliaupun membuktikan dengan kehidupannya.
Sedikit contoh :
* Cari mencari jodoh yang islami banget.
* Sifat qonaah yang luar biasa.
* Setiap permasalahan selalu di lemparkan ke Al quran dan Al hadist.
murabbiku kaya ? (ngga, sewaktu menikah jumlah pendapatan berdua berkisar +/- 1jt)
sudah punya rumah sendiri ? (belum, sekarangpun masih kontrak)
murabbiku malaikat ? (bukan, beliau punya kekurangan, tetapi InsyaAllah tertutupi dengan kelebihan beliau)
Seperti hadits pertama arba'in an nawawi :
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
******
Kesimpulan :
Ingat tujuan hidup kita. Dan kembalikan permasalahan pada pedoman kita. Terapkan mulai dari diri kita pribadi. Dan insyaAllah hidup akan jauh lebih bermakna..
******
Nb :
# Saya tidak bermaksud "Sok Suci".
Saat artikel ini saya tulis, hafalan Alquran saya <10 surat (itupun pendek2). dan hadits baru mulai menghafal. Semua yang saya ceritakan adalah adalah apa yang saya rasakan. Banyak kekurangan yang tidak saya ungkap, karena tujuan saya disini adalah berusaha berbagi tentang hikmah yang saya dapatkan. Kalo boleh digambarkan, keindahan kehidupan kaum muslim yang saya lihat seperti sebuah film dalam otak saya. Saya melihatnya dengan jelas, tetapi sangat sangat sulit untuk menjelaskannya dengan kata-kata. Semoga yang membaca artikel itu bisa melihat yang saya maksud.

# Kritik & saran
Saya membuka sepenuhnya jika ada yang mau mengkritik dan memberi saran, saya akan sangat senang sewaktu ada yang menegur/mengkritik. Asalkan kritik & saran itu bersifat membangun.
# Koreksi
Jika ada salah, itu sepenuhnya adalah khilaf saya. Karena saya hanya manusia biasa yang penuh dengan kekurangan dan minim kelebihan.
by:http://coretanku.net/personal/163-tujuan-hidup.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar